Barn Festival Slot Malaysia 2024 Terbaru Hari Ini Di Indonesia
Melde dich an, um fortzufahren.
Tanggal 24 April 2024, Italian Film Festival 2024: Venice in Jakarta resmi dimulai, menghadirkan 5 film pilihan dari Venice International Film Festival. Festival ini berlangsung hingga 28 April 2024 dan tersedia gratis di Jakarta (CGV Grand Indonesia & Istituto Italiano di Cultura) serta Bandung (Pusat Kebudayaan Prancis / IFI Bandung).
**Tujuan Festival:** Maria Battaglia, Festival Direktur Italian Film Festival dan direktur Istituto Italiano di Cultura Jakarta, menyatakan bahwa festival ini bertujuan sebagai perayaan hubungan kebudayaan Italia dan Indonesia. Festival ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menjelajahi kebudayaan Italia melalui kacamata sinematik dan menjadi ajang pertukaran budaya melalui seni.
**Film Terbuka:** Film “Comandante”, disutradarai oleh Edoardo de Angelis dan diperankan oleh Pierfrancesco Favino, menjadi film pembuka. Film ini telah meraih berbagai penghargaan dan dinominasikan untuk Golden Lion di Venice International Film Festival 2023.
**Kolaborasi Film Italia-Indonesia:** Asmara Abigail, pemeran utama film “Stone Turtle”, berpendapat bahwa kolaborasi antara Italian Film Festival dan Venice International Film Festival dapat membuka peluang bagi industri film Indonesia dalam produksi bersama dan distribusi film.
**Jadwal Pemutaran:** – **24 April**: – Comandante (19.00 WIB, CGV Grand Indonesia)
– **25 April**: – Comandante (19.30 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta)
– **26 April**: – L’Ordine del Tempo / The Order of Time (17.00 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – Adagio (19.30 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – Comandante (19.00 WIB, IFI Bandung)
– **27 April**: – Enea (14.30 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – L’Ordine del Tempo / The Order of Time (16.00 WIB, IFI Bandung) – Comandante (17.00 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – Adagio (19.00 WIB, IFI Bandung) – L’Ordine del Tempo / The Order of Time (19.30 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta)
– **28 April**: – Adagio (12.00 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – Enea (14.30 WIB, Istituto Italiano di Cultura Jakarta) – Enea (16.30 WIB, IFI Bandung) – Bellissima / Beautiful (17.00 WIB, CGV Grand Indonesia) – Bellissima / Beautiful (19.00 WIB, IFI Bandung)
**Informasi Tiket dan Kontak:** Tiket dapat dibeli satu jam sebelum pemutaran film di lokasi festival. Untuk informasi lebih lanjut, katalog dan jadwal dapat dilihat di iicjakarta.esteri.it atau di media sosial resmi Institut Kebudayaan Italia @iicjakarta.
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Sepanjang sejarah sepak bola, rivalitas Indonesia dan Malaysia memang selalu menggelora. Perang dingin yang terus berjalan terawat di benak masing-masing pendukung hingga setengah abad lamanya.
Imbasnya, rivalitas tidak hanya berlangsung selama 90 menit saja. Melainkan turut terbawa ke luar lapangan dan kerap membuat suasana semakin memanas.
Bahkan, dalam dua pertemuan terakhir, suporter kedua kesebelasan ini selalu terlibat perseteruan usai berakhirnya pertandingan. Seperti yang terjadi pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, dimana kedua suporter terlibat saling ejek, hingga adu mulut pasca peluit pertandingan berakhirnya laga dibunyikan.
Pada leg pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), perseteruan dimulai kala Harimau Malaya mampu menyamakan kedudukan. Waktu itu, Syafiq Ahmad berhasil membobol gawang skuat Garuda pada menit ke-66 dan menyamakan skor menjadi 2-2.
Tak mau kalah di rumah sendiri, SUGBK yang dipenuhi oleh ribuan suporter, terus menyanyikan lagu penyemangat kepada Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Tak lupa nyanyian berupa sindiran guna mengendurkan semangat pemain Timnas Malaysia turut dikumandangkan.
Namun, rivalitas semakin memanas tatkala waktu pertandingan sudah mendekati menit-menit akhir laga. Banyak drama di atas lapangan hijau yang membuat para suporter merasa geram. Ujungnya, kekesalan ini turut dilampiaskan kepada pendukung Timnas Malaysia yang hadir di SUGBK.
Lemparan benda tumpul sesekali terjadi dan mengarah diantara tribun kedua pendukung ini. Apalagi, kedua pendukung tak ada yang mengalah, imbasnya para suporter semakin menjadi-jadi dan emosinya memuncak.
Apalagi pasca Timnas Malaysia mampu membalikkan keadaan di menit krusial. Mohamadou Sumareh berhasil membobol gawang Andritany Ardhiyasa pada menit 90+7 dan mengubah skor menjadi 2-3.
Tentu gol ini begitu menyakitkan bagi suporter Garuda yang hadir. Terlebih, kala suporter Malaysia memberikan sindiran kepada Timnas Indonesia, yang akhirnya membuat suasana menjadi panas dan menegangkan.
Apalagi pasca beberapa oknum suporter Timnas Indonesia bersiap memberikan perhitungan di luar stadion. Sehingga, beberapa pendukung Malaysia tidak dapat berkutik dan meninggalkan SUGBK. Alhasil, pihak kepolisian langsung turun tangan untuk membubarkan kerumunan suporter Indonesia dan menghindari adanya bentrokan antara sesama pendukung.
Disisi lain, tampaknya memori buruk ini terbawa hingga ke Negeri Jiran. Kala skuat Garuda menjalani leg kedua pertandingan di Malaysia, para pendukung Indonesia yang hadir turut dirundung pendukung Malaysia di Stadion Bukit Jalil.
Lemparan berupa botol, besi, hingga suar (flare) terus dilayangkan oknum pendukung Timnas Malaysia. Hal ini tentunya membuat pendukung Indonesia tidak nyaman dan merasa geram atas tindakan ini.
Kemudian, para suporter Indonesia pun sempat tertahan hingga malam karena dikepung oleh suporter tuan rumah. Tak berhenti sampai di sana, ketika para suporter Indonesia sudah sampai di hotel, beberapa oknum suporter Malaysia menyambangi mereka dan berupaya melakukan kontak fisik. Alhasil, ada 27 suporter tuan rumah yang diamankan dan 14 pendukung Timnas Indonesia turut dibawa ke kantor kepolisian setempat.
Di luar rivalitas antara suporter yang begitu panas, Timnas Indonesia telah bertemu sebanyak 96 kali dengan Timnas Malaysia. Dari statistik yang ada, skuat Garuda memang lebih unggul, meski tipis.
Timnas Indonesia tercatat telah mengantongi 39 kemenangan dari 96 pertemuan, sementara Malaysia baru mengemas 97 kemenangan. Kemudian, 21 laga sisanya berakhir sama kuat. Jumlah pertemuan antara kedua tim ini bisa dibilang paling banyak diantar tim-tim di Asia Tenggara, sebab belum ada duel yang lebih banyak dibandingkan Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia di ASEAN.
Hanya saja, meski unggul dalam jumlah kemenangan, dari segi prestasi skuat Garuda memang tak bisa berkutik bila dibandingkan dengan Timnas Malaysia. Tercatat, Harimau Malaya telah mengemas satu trofi Piala AFF (2010) dan enam trofi SEA Games (1961, 1977, 1979, 1989, 2009, 2011).
Sementara, Timnas Indonesia belum pernah merasakan nikmatnya mengangkat trofi paling bergengsi di ASEAN itu dan hanya pernah dua kali meraih medali emas di ajang SEA Games (1987 dan 1991).
Disisi lain, bila berbicara di dalam ruang lingkup Piala AFF, Timnas Indonesia baru berhadapan sebanyak delapan kali kontra Timnas Malaysia. Dari delapan laga, kedua tim sama-sama mengemas empat kemenangan dan empat kekalahan.
Pertemuan pertama antara kedua tim terjadi di semifinal Piala Tiger 1996. Sukses keluar sebagai juara grup, Skuad Garuda langsung dibungkam Malaysia dengan skor 1-3 dalam laga semifinal yang berlangsung di Singapura.
Enam tahun berselang, Indonesia Kembali dihadapkan dengan Malaysia pada babak semifinal Piala AFF 2002. Kali ini, Skuad Garuda sukses mengalahkan Malaysia 1-0 berkat gol semata wayang dari Bambang Pamungkas.
Dua tahun berlalu, Timnas Indonesia kembali bertemu dengan Timnas Malaysia pada gelaran Piala AFF 2004. Waktu itu, skuat Garuda harus menerima kekalahan tipis 1-2. Kemudian, satu tahun berselang, Timnas Indonesia membalas kekalahan tersebut dengan mencukur Timnas Malaysia 4-1 di Piala AFF 2005.
Pada edisi Piala AFF 2010, Timnas Indonesia sejatinya memiliki kans juara yang begitu besar. Irfan Bachdim dan kolega mampu tampil memukau sejak babak grup bergulir. Timnas Indonesia mampu sapu bersih kemenangan kontra tim kuat seperti Thailand, Laos, dan Malaysia.
Bahkan, Timnas Indonesia yang berlaga di Grup A Piala AFF 2010 mampu menggilas Harimau Malaya 5-1 di SUGBK. Tentu kemenangan ini sangat menjanjikan bagi skuat Garuda untuk memboyong Piala AFF untuk pertama kalinya, terlebih pasca mengalahkan Filipina dengan agregat 2-0 di babak semifinal.
Hanya saja, pada partai final kontra Timnas Malaysia, skuat Garuda seperti kehilangan daya magisnya. Pada pertandingan leg pertama yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Timnas Indonesia harus menyerah 3-0. Padahal, pada babak grup, Timnas Indonesia sangat superior menguasai permainan.
Tak mau kalah, Timnas Indonesia mencoba bangkit di leg kedua yang dihelat di SUGBK. Namun, lagi-lagi permainan Timnas Indonesia sulit berkembang. Alhasil, meski dapat menang 2-1, Timnas Indonesia harus menerima kenyataan bahwa trofi Piala AFF 2010 harus diberikan kepada Harimau Malaya usai kalah agregat 4-2.
Usai kekalahan menyakitkan pada Piala AFF 2010, Timnas Indonesia kembali bertemu pada Piala AFF 2012. Kali ini, Indonesia lagi-lagi tak bisa berkutik. Timnas Indonesia harus puas dengan skor akhir 2-0 dan kekalahan atas Malaysia membuat skuat Garuda gagal lolos ke babak semifinal.
Usai sembilan tahun tak bersua di ajang Piala AFF. Kini Timnas Indonesia akan menjajal kembali kekuatan Timnas Malaysia dalam lanjutan pertandingan Grup B Piala AFF 2020.
Pertandingan ini menjadi penentu kedua tim untuk lolos ke babak berikutnya. Namun, kans Timnas Indonesia secara hitung-hitungan memang lebih besar. Evan Dimas dan kawan-kawan hanya perlu meraih hasil imbang. Sementara, Timnas Malaysia wajib menang bila ingin lolos ke babak semifinal.
Bila melihat peta kekuatan kedua tim, sejatinya materi pemain yang ada tidak jauh berbeda. Hanya, mentalitas yang menjadi kunci utama dalam pertandingan yang penuh rivalitas ini. Sebab, meski memiliki pemain hebat sekalipun tetapi tak memiliki mental yang kuat, maka lag aini akan menjadi pertandingan yang sulit.
MotoGP Malaysia 2024 digelar hari ini dan dapat menentukan persaingan juara dunia. Berikut jadwal balapan selengkapnya!
Seri ke-19 MotoGP 2024 digeber di Sirkuit Sepang, Malaysia. Balapan berlangsung Minggu (3/11) siang WIB.
Race kali ini amat menentukan buat Jorge Martin dan Francesco Bagnaia. Keduanya butuh kemenangan untuk semakin dekat ke tangga juara dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Martin saat ini memuncaki klasemen sementara MotoGP 2024 dengan 465 poin. Rider tim Pramac Racing itu unggul 29 poin dari Bagnaia.
Perolehan poin keduanya semakin lebar menyusul insiden yang terjadi di sesi sprint race MotoGP Malayia, Sabtu (2/11). Bagnaia mengalami crash dan gagal melanjutkan balapan, sementara Martin sukses menjadi pemenang.
Pecco wajib memenangkan race MotoGP Malaysia demi memaksa persaingan juara hingga seri terakhir. Martin bisa dinobatkan sebagai juara dunia apabila dia finis pertama di saat Bagnaia mendaki P3.
Bagnaia akan memulai race MotoGP Malaysia 2024 sebagai pole-sitter. Jorge Martin tepat di belakangnya, sehingga keduanya bakal bersaing ketat tepat sejak bendera hijau tanda balapan menyala.
MotoGP Malaysia 2024 digeber mulai pukul 14.00 WIB. Para penggemar dapat menyaksikannya langsung di siaran televisi atau live streaming Trans 7.
Jadwal MotoGP Malaysia 2024
Minggu (3/11)Pukul 14.00 WIBLive Trans 7.